ASAL USUL DESA CIPASUNG DARMA

Kamis, 30 Oktober 20142komentar

ASAL-USUL CIPASUNG DARMA
Alkisah desa Cipasung pada mulanya bukanlah merupakan desa, namun saat itu tak lebih sekedar suatu tempat yang dijadikan sebagai pos pertahanan kerajaan Islam Cirebon, untuk menyerang kerajaan Galuh Talaga dan kerajaan Galuh Ciamis.
Peperangan antara kerajaan Islam Cirebon dengan kerajaan Galuh Talaga telah berlangsung selama kurun waktu 5 tahun sebanyak 5 kali pertempuran. Diperkirakan terjadi mulai tahun 1528 M dan pada pertempuran terakhirlah pos desa Darma didirikan oleh kerajaan Islam Cirebon.
Dalam peperangan tersebut segenap kekuatan kerajaan Islam di nusantara seperti kerajaan Islam dari Sumatera, Malaka, Banten dan Dari Demak oleh kerajaan Cirebon (Syeh Syarip Hidayatullah) di kerahkan untuk memerangi kerajaan Galuh Talaga, sehingga pada peperangan itu kemenangan dapat di raih oleh kerajaan Islam Cirebon.
Pada peperangan terakhir, kerajaan Islam Cirebon selain berperang dengan kerajaan Galuh Talaga juga berperang dengan kerajaan Galuh Ciamis, namun menurut cerita sebelum kerajaan Islam Cirebon menyerang kerajaan Galuh Ciamis, kerajaan Galuh Ciamis (masih satu keturunan dengan kerajaan Galuh Talaga) telah menyerah pada kerajaan Islam Cirebon, dan berikrar bahwa kerajaan Galuh Ciamis tidak akan mengganggu dan menyerang kerajaan Islam Cirebon, namun sebagai tindakan antisipasi kerajaan Islam Cirebon tetap membuat pos pertahanan daerah di situ Panjalu Ciamis (Situ Lengkong).
Diperbatasan kerajaan Galuh Talaga dengan kerajaan Cirebon, serangan pasukan Prabu Jaya Diningrat dari kerajaan Galuh Talaga dihadang oleh pasukan Adipati Kuningan Suraga Jaya, sang Suraga Jaya merupakan putra dari Ki Gedeng Luragung (Jaya Raksa) anak angkat Arya Kamuning (Barata Wijaya) yang ditugaskan oleh kerajaan Cirebon agar melindungi pesantren-pesantren yang berada di perbatasan kerajaan Cirebon dengan kerajaan Galuh Talaga.
Pada masa peperangan terakhir sekitar tahun 1700 M. Pasukan Putra Sri Baduga Maha Raja (Haji Abdulah Imam) dengan pasukan putra Prabu Ningrat Kancana (Prabu Jaya Diningrat) yang dipimpin oleh Haji Abdulah Imam dan Fadilah Khan serta dibantu  oleh kerajaan-kerajaan Islam lainnya termasuk Wadya Balad dari pos pertahanan desa Darma dikerahkan untuk menyerang ke kerajaan Galuh Talaga. pada saat itu pos pertahanan desa Darma yang dipimpin oleh seorang ulama dari Malaka yaitu Syeh Datuk Kaliputah (Embah Damar wulan), beliau salah seorang Syeh utusan kerajaan Islam Cirebon. Suatu hari Syeh Datuk Kali Putah kedatangan utusan dari kerajaan Islam Cirebon yaitu Syeh Rama Haji Irengan dengan membawa pesan:
“Katakan pada Syeh Datuk  Kaliputah, bahwa kerajaan Islam Cirebon saat ini mendapat ancaman dari kerajaan Galuh Talaga dan kerajaan Galuh Ciamis.”
Pesan itu pun disampaikan oleh Syeh Rama Haji Irengan kepada Syeh Datuk Kali Putah (Embah Damar Wulan). Akhirnya Syeh Datuk Kali Putah menyiapkan pasukan untuk ikut menyerang kerajaan Galuh Talaga yang dipimpin oleh Syeh Habibullah (Embah Sapu Jagat) dengan pasukan lainnya, yaitu Embah Buyut Rangga Jaya, Embah Buyut Rangga Wisesa, Embah Buyut Rangga Wisempek, dan Embah Buyut Sudamelawi. Kelima utusan tersebut menuju suatu tempat yang berbatasan langsung dengan kerajaan Galuh Talaga dengan jarak dari desa Darma kurang lebih enam puluh kilometer naik turun gunung yang hutannya masih perawan yaitu di Kaki Gunung Gede (Gunung Ciremai), tepatnya di Gunung Pucuk. Pasukan tersebut menyerang pasukan Galuh Talaga yang mencoba menyusup ke kerajaan Cirebon melalui kaki Gunung Gede (Gunung Ciremai).
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

26 Juni 2016 pukul 13.23

Lha carita Cipasungna mana? Geuning babad teh teu lengkap caritana???

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PEMERINTAHAN DESA CIPASUNG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger