A.
ASAL USUL DESA CIPASUNG
Menurut sumber, dahulu kala
diceritakan ada 2 (dua) buah Gunung Kembar yaitu Gunung Ciremai dan Gunung
Gede. Diceritakan Gunung Gede meletus, dimana laharnya ke sebelah Barat sampai
ke Tebing Pasir Soang, ke sebelah Timur sampai ke Tebing Geger Beas.
Pada waktu itu tersebutlah seorang
tokoh wanita yang bernama ANGGA. Tokoh wanita ini mempunyai 3 (tiga) buah
karembong, dimana yang 2 (dua) buah berukuran 6 X 4 M, dan sebuah lagi
berukuran 1 X 60 CM, diceritakan yang berukuran 1 X 60 CM bisa menutupi seluruh
kawasan kekuasaannya. Disamping mempunyai karembong tersebut juga mempunyai
pusaka Tusuk Konde dan Peso Kujang
Tokoh wanita ini mempunyai pacakar
(pengikut) bernama SEMUR (sekarang dikenal dengan Eyang BUYUT SEMUT) dan
pengikut pengikut setia lainnya, Setelah Gunung Gede meletus mereka mulai
ngababakan (membuka lahan) diawali dengan membuat pondok pondok yang atapnya
dari pohon Kiray, diceritakan di daerah itu dulunya ada pohon Kiray namun
sekarang pohon itu sudah tidak ada.
Diceritakan waktu itu ada sebuah
pohon dinamakan pohon PASUNG. Pohon pasung tersebut tinggi tidak lebih dari 7
M, dimana dari akar ke dahan 3 M dengan diameter 70 CM kemudian dari dahan ke
ujung pucuk setinggi 4 M, Adapun lebar dari tangkal ke daun yang ke samping 2,5
M jadi lebar dari ujung daun samping kanan ke daun samping kiri selebar 5 M.
Lebih lanjut dikatakan jumlah daun yang paling atas hanya satu buah. Pohon
tersebut terlihat mempunyai akar sebanyak 4 (empat) akar masing-masing mengarah
ke Utara, Timur, Selatan dan Barat ditambah 1 buah akar yang ke bawah (pancer).
Adapun pohon tersebut berdaun seperti daun nangka namun agak sedikit kecil.
Konon ceritanya dari bawah pohon
pasung tersebut mengeluarkan air, sehingga mereka membuat wahangan kecil
(sekarang dikenal cileutik), kemudian membuat sebuah bak penampungan,
diceritakan di dalam bak itu juga memelihara keupiting (pabrik keuyeup), dari
bak penampungan mengalirlah air tersebut kemana-mana salah satunya ke pesawahan
Cirawa.
Diceritakan mereka sering mengadakan
rapat rapat musyawarah, namun mereka tidak menggunakan tempat tersebut, mereka
mengadakan rapat di suatu tempat yang disebut ATRA (bahasa sunda jelas). Adapun
tempat yang dimaksud (sekarang dikenal daerah sekitar pemakaman EYANG BRAJA
BARONG) dekat besisir segara.
Pada suatu rapat besar, mereka menyepakati beberapa hal diantaranya tentang nama tempat untuk ditetapkan menjadi
nama CIPASUNG dengan mengambil dari
asal Pohon Pasung yang mengeluarkan Air, kemudian untuk menghormati jasa Eyang
Angga, mereka juga sepakat untuk menjadikan tokoh ini dengan sebutan RANGGA
PASUNG
Selain riwayat di atas, hal yang sama juga menyebutkan bahwa nama desa
cipasung diambil dari salah satu nama kampung yang ada, yaitu Kampung Cipadung yang berbatasan dengan Desa
Sindangpanji, Kampung Rumalega sebelah selatan desa, Kampung Cikondang atau blok desa, dan Kampung Cipasung, yang
letaknya berdekatan dengan Desa Paninggaran dan Desa Jagara.
Dahulunya
kampung Cipasung terapit oleh jalur Darma – Paninggaran ke Sakerta
– Cimenga; juga jalur Cipasung – Sakerta –
Cimenga – Subang. Di sebelah barat daya kampung tersebut terletak sawah Cirawa.
Disitulah sawah kekayaan desa yang disebut bengkok. Di tengah-tengah sawah
tersebut ada mata air dan tumbuh pohon “Pasung”. Air dari sumber mata mata air
yang mengalir dari bawah pohon pasung itu mengalir ke kampung dan mengaliri
pula sawah deukeut kampung itu. Airnya disebut Cai Pasung (bahasa sunda).
Kampung itu juga disebut Cipasung, sedangkan sawah dekat kampung
itu disebut sawah deukeut;
Selain itu, di sawah itu pula pernah menghasilkan genteng yang cukup di kenal luas dengan sebutan genteng Cipasung. Karena
kampung tersebut letaknya cukup strategis untuk
mengangkut hasil kerajinan dan juga mudah dalam berkomunikasi, sehingga
membuat orang luar lebih mengenal
Kampung Cipasung daripada desanya. Berdasarkan itulah, maka nama desa diambil dari salah satu nama kampong
yang sudah lebih dikenal orang banyak dengan nama Desa Cipasung. Sementara nama kampungnya
sendiri masih tetap dengan sebutan kampung Cipasung, hanya
saja untuk Pusat pemerintahan (Balai
Desa) ditetapkan di Blok Desa yang
dahulunya kampung Cikondang.
Desa
Cipasung termasuk Onderdistrict Darma, District Kadugede, Kabupaten Kuningan,
Residen Cirebon.
B.
LETAK DESA
Desa Cipasung terletak di jalan raya
Kuningan-Ciamis. Desa yang terdekat dan terlewati dari arah Kuningan sebelum
tahun 1962 yaitu Desa Jagara, setelah tahun itu jalan Jagara Cipasung itu
terendam Waduk Darma. Jalan raya pindah lewat Desa Darma, Parung, Cikupa, Kawah
Manuk, baru Desa Cipasung.
C.
BATAS DESA
Batas desa Tahun 1919 :
Sebelah Utara : Desa Jagara
Sebelah Timur : Desa Jagara
Sebelah Selatan : Desa Desa Sakerta
Sebelah Barat : Desa Sindangpanji (Majalengka)
Batas Desa Tahun 1922 :
Sebelah Utara : Desa Cikupa
Sebelah Timur : Desa Jagara
Sebelah Selatan : Desa Sakerta
Sebelah Barat : Desa Sindangpanji (Majalengka)
(Desa Paninggaran bersatu dengan Desa Cipasung)
Batas Desa Tahun 1962 :
Sebelah Utara : Desa Kawahmanuk
Sebelah Timur : Waduk Darma
Sebelah Selatan :
Desa Paninggaran dan
Desa Sukarasa
Sebelah Barat : Desa Sindangpanji (Majalengka)
D.
GEOGRAFIS
Desa Cipasung dengan ketinggian kurang lebih 650 M
di atas permukaan laut, tanahnya dataran tinggi, terdiri dari tegalan dan
sedikit sawah tadah hujan, apalagi setelah tahun 1962, sawahnya terendam Waduk
darma. Dahulu penggarapan sawahnya hanya satu tahun sekali, karena tekhnik penggarapannya kurang dan usia padi selama 6 bulan. Sekarang bisa 2
kali panen termasuk
dengan palawija.
E.
SUMBER MATA AIR / SUNGAI KECIL
1. Sungai
Cikedung / Cikondang sebelah utara desa, mengalir ke Waduk Darma
2. Sungai
Cinangka sebelah barat desa, mengalir ke Cikijing
3. Sungai Leuwi
Seeng, sebelah selatan desa, mengalir ke Waduk Darma
4. Sungai Hulu
Cikijing, sebelah selatan desa dekat Desa Sukarasa,
mengalir ke Cikijing danselanjutnya ke Cimanuk
mengalir ke Cikijing danselanjutnya ke Cimanuk
5. Sungai
Cikupa, di tengah desa mengalir ke Waduk Darma.
F.
DESA CIPASUNG TERDIRI DARI 4 KAMPUNG, YAITU:
1. Kampung
Cipadung yang berbatasan dengan Desa Sindangpanji
2. Kampung
Rumalega sebelah selatan desa
3. Kampung
Cikondang atau blok desa. Disebut kampung Cikondang karena ditengah alun-alun desa tumbuh pohon Kondang semacam beringin, dari pohon itu ada sumber air
mengalir, sungai itu disebut Cikondang. Kampung juga disebut Cikondang.
Sekarang pohon itu sudah tidak ada. Nama Cikondang hanyalah sebuah lembah saja,
sedang kampungnya disebut Blok Desa saja.
4. Kampung
Cipasung atau cirawa, yang letaknya berdekatan dengan Desa Paninggaran
dan Desa Jagara.
G.
PERINTIS DESA CIPASUNG
Kabarnya
orang yang pertama merintis Desa Cipasung adalah SANG KUWU RANGGA PASUNG dan
BUYUT SEMUT. Adapun makamnya juga di Kampung Cipasung sebelah barat di tepi
jalan Desa menuju arah ke Desa Paninggaran. Mitos masyarakat Cipasung,
yang menjadi pusaka desa (Ngageugeu Desa/bahasa Sunda) dengan Anugerah Yang
Maha Kuasa adalah seorang Wanita.
Adapun sebagai perintis Desa Cipasung adalah sebagai berikut:
1. Embah Tanjung dan Embah Balubur, makamnya sebelah timur laut Cipasung;
2. Embah Braja Baong, makamnya sebelah timur laut Cipasung;
3. Embah Braja Barong, makamnya sebelah timur
Cipasung
4. Embah Braja Guna, makamnya sebelah Barat Desa Cipasung;
5. Embah Braja Sukma, makamnya sebelah barat Desa Cipasung;
6. Embah Sangkudin, makamnya sebelah utara Desa Cipasung.
H.
YANG PERNAH MEMERINTAH MENJADI KEPALA DESA
CIPASUNG
1.
SANG KUWU
RANGGA PASUNG dan BUYUT SEMUT.
2.
Bapak
NARKIJAN, yang mendapat julukan (KUWU BINTANG)
3.
Bapak
JASU
4.
Bapak HADIS :
(H. ZENAL MUSTAFA)
5.
Bapak MADRAIS
julukannya bapak (KUWU HORMAT)
6.
Bapak ADNARI
atau (WINATA HARJA) dari Paninggaran
7.
Bapak SUWAR’I
(H. ARIFIN)
8.
Bapak MADSAI
9.
Bapak
SUMAMIHARJA disebut (PINANGERAN) karena turunan raden
10. Bapak ARDJASASMITA, masa bakti 1931 s.d. 1967
11. Bapak H. AHMAD BASRI, masa bakti tahun 1967 s.d. 1979
12. Bapak E. MANSYUR, masa bakti tahun 1979 s.d. 1990
13. Bapak DIDI EFFENDI, masa bakti tahun 1990 s.d. 2002
14. Bapak D. SUTARDI, masa bakti tahun 2002 s.d. 2009
15. Ny. ODAH SAODAH, masa bakti tahun 2009 s.d. 2015
16. Bapak NANANG NURYADI, S.Ag, masa bakti tahun 2015 s.d. sekarang
+ komentar + 1 komentar
Buyut saya urutan ke 8
Bapak mad sai saya cicit mad sai
Posting Komentar